Sebuah Inovasi dilakukan oleh Dosen dan Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin. Melalui Kerjasama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional, mereka berhasil membuat inovasi alat roaster kopi dengan metode hot air menggunakan sistem kontrol suhu dan artisan monitoring. Salah satu kelebihan mesin tersebut adalah menggunakan udara panas untuk menyangrai kopi dan prinsip kerja mesin tersebut dimulai dari pipa yang dipanaskan oleh api yang menyebabkan suhu naik.
Kemudian, di dalam pipa tersebut dihembuskan udara sehingga terjadi perubahan suhu udara, dan proses inilah yang dimanfaatkan untuk proses roasting, lalu untuk mencapai level kematangan yang merata maka dibutuhkan pengadukan secara merata. Dengan kata lain, pengadukan yang dilakukan oleh mesin roasting hot air ini memanfaatkan udara yang dihembuskan oleh blower bertekanan tinggi sehingga dapat memutar kopi yang berada di dalam tabung roaster.
“Intinya alat roaster kopi dengan menggunakan uap panas yang bertujuan memberikan kontrol yang lebih baik, penyangraian yang lebih merata, efisiensi yang lebih tinggi, mengoptimalkan hasil penyangraian biji kopi, dan menciptakan kualitas kopi yang lebih baik secara konsisten” ujar Roni Suhartono, salah satu dosen yang merancang alat tersebut.
Alat yang dibuat oleh dosen dan mahasiswa POLSUB yang bekerjasama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Kabupaten SUbang ini juga memiliki kelebihan dari mesin roaster kopi lainnya, yaitu bisa menghasilkan kematangan biji kopi yang merata karena biji kopi yang dihasilkan bersih dan terpisah dari kulit sehingga kopi tidak membuat konsumen kembung dan mual.
“Mesin roaster kopi ini sangat mudah untuk dikontrol sehingga dapat menghasilkan kematangan biji kopi yang bervariasi dan waktu pengoprasian lebih cepat dibandingkan drum roaster,” tambah Roni.
Dosen yang juga menjadi pembimbing dalam pembuatan alat tersebut menambahkan bahwa mesin tersebut bekerja dari suhu api sekitar 700˚ Celsius yang ditekan melalui pipa dan masuk kebejana kopi yang ada dikaca, kemudian suhunya menjadi sekitar 200˚– 300˚ Celsius dan dipertahankan. “Dari hasil itu, kopi berputar secara otomatis karena tekanan uap yang dikontrol menggunakan artisan, sehingga seluruh kopi matang dengan sempurna serta merata,” terang bapak dua anak tersebut.
Saat ini, total sudah ada empat mesin roaster kopi di Jurusan Teknik Mesin POLSUB dengan kapasitas 1 kg dan 2 kg. Aditya Nugraha, selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin mengungkapkan bahwa jurusannya juga siap melayani permintaan dari UMKM lain, khususnya para petani dan pengusaha kopi di kabupaten Subang dan sekitarnya.
“Mesin kami tidak hanya menghasilkan kematangan biji kopi yang sempurna, namun struktur dan rancangan alat ini sangat mudah untuk dibawa sehingga dapat menjangkau setiap lokasi. Kamipun sudah siap untuk menerima permintaan pesanan jika ada yang tertarik menggunakannya,” ungkap Adit.