Dosen POLSUB Hibahkan Mesin Pengolah Rambutan Kepada Kelompok Tani Desa Tanggulun Barat


POLSUB – Sebagai bentuk kepedulian terhadap petani lokal, khususnya para petani rambutan, tiga Dosen Politeknik Negeri Subang (POLSUB) menghibahkan sebuah mesin Teknologi Tepat Guna (TTG) Vacuum Frying kepada kelompok tani di Desa Tanggulun Barat Kecamatan Kalijati, Kabupaten Subang, Kamis (29/8/2024).

Tak hanya itu, para petani juga akan diberikan pelatihan mengenai pembuatan keripik rambutan menggunakan mesin vaccum frying, serta pelatihan branding produk dan sistem pemasaran digital.

Program Pemberdayaan Berbasis Masyarakat dari Direktorat Jendral (Dirjen) Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tersebut bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah buah rambutan sehingga dapat meningkatkan perekonomian atau kesejahteraan masyarakat.

Susilawati selaku Ketua Tim Pemberdayaan Berbasis Masyarakat Politeknik Negeri Subang (POLSUB) mengatakan, “bahwa sasaran dari kegiatan yang resmi dimulai 9 Agustus 2024 tersebut adalah kelompok petani rambutan di Desa Tanggulun Barat, yang nantinya akan mengolah buah rambutan menjadi keripik rambutan untuk dipasarkan.”

“Fokus dari kegiatan kami adalah memberikan bantuan berupa TTG vacuum frying kepada kelompok petani rambutan desa Tanggulun Barat, mengadakan pelatihan dan pendampingan tentang pengoperasian dan pemeliharaan TTG vacuum frying, Memfasilitasi kelompok petani rambutan dengan branding produk keripik rambutan yang dihasilkan serta sistem pemasaran berbasis digital, serta mengadakan pelatihan dan pendampingan tentang branding produk dan sistem pemasaran berbasis digital,” ungkap Dosen Jurusan Teknik Mesin.

“Kegiatan dengan tema Pemberdayaan Petani Rambutan Desa Tanggulun Barat, Subang dalam Produksi dan Penjualan Keripik Rambutan menggunakan Vacuum Frying, Branding Produk dan Sistem Pemasaran Berbasis Digital itu diharapkan bisa menjadi salah satu solusi masyarakat supaya bisa menjadi lebih produktif dan dapat mengembangkan Lembaga Badan Usaha Milik Desa, khususnya di Desa Tanggulun Barat melalui wirausaha di bidang pengolahan buah rambutan.”

Azhis Sholeh Buchori dan Dwi Vernanda yang merupakan partner Susi mengatakan bahwa berdasarkan informasi yang mereka peroleh, masih belum adanya teknologi pengolahan pasca panen buah rambutan. Misalnya, alat untuk membuat keripik rambutan ataupun promosi hasil panen dan olahan buah rambutan.

“Mesin TTG sudah kami rancang dari bulan Juni lalu dan sedang dalam pengerjaan. Kami menganalisis jika buah rambutan bisa diolah dengan baik untuk menjadi keripik menggunakan alat ini, maka bisa menambah nilai jual buah tersebut,” Kata Azhis.

Hal tersebut masuk akal mengingat saat ini para petani rambutan hanya menjual hasil panen buah rambutan mereka dengan harga murah yaitu sekitar Rp. 2.700 s.d. Rp. 3.000 per kilogram dan panen rambutan hanya satu tahun sekali pada bulan Desember s.d. Maret.

Maka, solusi permasalahan melalui Mesin Vacuum Frying dengan metode hot air tersebut bisa berfungsi untuk mengubah buah rambutan menjadi keripik rambutan dengan kandungan dan cita rasa yang asli dari buah rambutan.

“Bahkan dengan branding dan pemasaran digital tidak menutup kemungkinan untuk bisa diterima dengan baik penjualannya di berbagai tempat,” bebernya.

Dwi Vernanda juga mengatakan bahwa para petani juga belum familiar dengan branding produk dan sistem pemasaran berbasis digital dari hasil olahan mereka. Sehingga petani hanya menjual hasil panen ke pengepul dengan harga yang murah.

“Selain mesin TTG, kami juga akan memfasilitasi pelatihan menciptakan produk olahan buah rambutan dengan branding yang berkualitas dan dapat bersaing di pasaran serta mendapatkan target market dari produk keripik rambutan melalui sistem pemasaran berbasis digital,” ungkap Dosen Jurusan Teknologi Informasi dan Komputer.

Pemberdayaan yang dilakukan oleh dosen – dosen tersebut pun mendapatkan respon positif.

Wawan Setiawan selaku Kepala Desa sangat antusias menerima mereka, mengingat ini adalah kali pertama Desa mereka mendapatkan bantuan dari Mesin TTG dan pelatihan.

“Semoga dengan bantuan produk ini bisa bermanfaat untuk kelompok tani di Desa Tanggulun Barat. Kami juga mohon bimbingannya dalam pelatihan nanti supaya bisa menambah omzet para petani di sini,” ujar Wawan.