Jurusan Kesehatan Bekali Mahasiswa Health Disaster Management melalui Kuliah Umum


Untuk membekali para mahasiswa Program Studi D-III Keperawatan pengetahuan mengenai Health Disaster Management, Jurusan Kesehatan menggelar Kuliah Umum bertajuk “Peran Perawat dalam Health Disaster Management” yang diikuti oleh seluruh mahasiswa. Dalam kegiatan tersebut Jurusan Kesehatan mendatangkan dua pemateri kondang yaitu, Ace Sudrajat, S.Kep., M.Kes. dari AIPViKI serta Darmono Indra, S.AP. dari BPBD Subang.

Dalam kegiatan yang berlangsung di Aula Jurusan Kesehatan Kampus Ciereng POLSUB tersebut, Oyok Yudiyanto selaku Direktur POLSUB mengungkapkan bahwa para mahasiswa Keperawatan bisa belajar banyak kepada pemateri, sehingga ilmu yang diperoleh nantinya bisa benar – benar diterapkan ketika lulus nanti.”Pemateri di sini adalah orang – orang yang memang sudah berpengalaman dan sudah terjun langsung ke lapangan. Maka, manfaatkan kesempatan ini untuk terus belajar,” jelas Oyok kepada para mahasiswa.

Ace Sudrajat yang menjadi pemateri pertama menjelaskan tentang manajemen kedaruratan. Menurutnya, itu adalah seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan penanggulangan kedaruratan, pada menjelang, saat dan segera setelah terjadi keadaan darurat. “Manajemen kedaruratan ini mencakup siaga darurat, tanggap darurat, dan pemulihan darurat,”

Menurut Tim Task Force Bidang Penjamu AIPVIKI ini, para perawat di Indonesia harus selalu sigap dan memahami pengetahuan di atas mengingat Indonesia memiliki intensitas bencana yang semakin meningkat dan kompleks, serta perlu ditangani secara multisektor secara bersama, terpadu, dan terkoordinasi. Terlebih, Indonesia merupakan negara kepulauan yang berada di daerah rawan bencana, karena faktor geografi, geologi (lempeng tektonik) dan demografi.

“Maka, semakin kompleksnya bencana dan kedaruratan, perlu menekankan upaya penanggulangan bencana secara sistematik melalui disaster management system,” ungkap Ace.

Ace juga menambahkan bahwa setiap perawat yang terjun langsung dalam health disastra manajemen harus bisa memahami proses keperawatan yaitu, Pengkajian, Diagnosis, Perencanaan, Implementasi, dan Evaluasi.”Semakin kompleksnya bencana yang ada di negara kita, para perawat juga harus memiliki paradigma yaitu yang awalnya dari respon darurat ke manajemen resiko, dari penanganan menjadi penanggulangan bencana, dari panik ke pemecahan masalah, serta dari penanggulangan bencana sebagai issue luar biasa menjadi pekerjaan biasa pemerintahan dan pembangunan,” ungkap Ace kepada para mahasiswa.

Senada dengan Ace, Darmono Indra selaku pemateri kedua menjelaskan lebih spesifik mengenai penanggulangan bencana yang ada di SUbang. Menurutnya, Kabupaten Subang tergolong daerah rawan Bencana bahkan bisa di katakan “TOSERBA BENCANA” sebab memiliki berbagai potensi ancaman bencana.”Beberapa diantaranya adalah erupsi Gunung Berapi, Gempa Bumi, longsor, banjir bandang, Banjir, Karhutla, gagal teknologi, Angin Putting Beliung, serta Kekeringan dan rob air laut,” jelas Darmono.

Penata Penanggulangan Bencana Ahli Muda BPBD Kab. Subang tersebut juga mengatakan bahwa bencana yang harus dipahami oleh para perawat ada tiga macam yaitu bencana alam yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, bencana non alam yang diakibatkan oleh peristiwa ulah manusia atau rangkaian peristiwa non alam, serta bencana sosial yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia.

Bencana alam bisa dikategorikan seperti Gempa bumi, Tsunami, Gunung meletus, Banjir/rob, Banjir bandang, Kekeringan, Angin topan/Angin puting beliung (APB), Karhutla dan Tanah longsor. Untuk bencana non alam seperti Gagal teknologi, Gagal modernisasi, Epidemi, Kebakaran ulah manusia,Tabrakan kereta/beruntun dan Wabah penyakit. Sedangkan bencan sosial seperti Konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat,Tawuran masal, dan teror.

“Maka di sini, yang harus kalian lakukan sebagai perawat adalan kemampuan untuk memiliki kesigapan agar respons terhadap bencana, berlangsung dengan cepat, tepat dan efektif. Tak kalah penting juga kalian harus berperan aktif dalam setiap tahapan penanganan bencana,” ungkap Darmono.