Kompetisi Inovasi Jawa Barat (KIJB) Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Tahun 2023 telah memasuki tahap verivikasi dan validasi. Politeknik Negeri Subang melalui Jurusan Teknik Mesin berhasil meraih Top 25 Inovasi dan berharap bisa masuk ke lima besar.
Melalui Mesin Roasting Kopi dengan Jenis Hot Air Metode Sistem Kontrol Suhu dan Artisan Monitoring, POLSUB menjadi satu – satunya perguruan tinggi negeri yang lolos dalam program tahunan tersebut bersaing dengan Pemerintah Daerah dari berbagai Kabupaten dan Kota, BUMD, Kementrian, Perguruan Tinggi lainnya.
Tim dari Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah beserta juri datang ke POLSUB untuk melaksanakan verifikasi dan validasi lapangan. “Kemarin dari POLSUB sudah presentasi, hari ini tim BP2D berserta tim penilai independen ingin langsung mengunjungi ke lokasi untuk mengetahui kesesuaian antara proposal dan implementasi inovasi alatnya,” jelas Dewi Gartika, Peneliti Madya BP2D.
Sesuai dengan tema “Mencapai Kemandirian Masyarakat Jawa Barat”, tim penilai independen akan memberikan penilaian terhadap inovasi yang dibuat oleh POLSUB, khususnya dalam berkontribusi kepada pencapaian kemandirian masyarakat jawa barat.”Kami dan tim penilai independen, salah satunya akan menilai mengenai kemanfaatan inovasi,” jelas Ninik Suhartini, salah satu tim penilai independen dari Institut Teknologi Bandung.
Kedatangan tim BP2D dan Tim Penilai Independen pun mendapat respon positif dari Jurusan. Aditya Nugraha selaku ketua Jurusan menjelaskan bahwa sebenarnya karya – karya inovasi mahasiswa dan dosen sangat banyak, dan kesemuanya memang dirancang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Subang. “Kami berharap, semoga inovasi mesin roasting kopi ini bisa masuk ke babak selanjutnya, dan bisa menjadi pematik supaya alat – alat yang lain bis amenyusul,” harap Aditya.
Senada dengan Aditya, Roni Suhartono selaku koordinator mengungkapkan bahwa apa yang telah dia presentasikan merupakan gambaran alat yang memang sudah ada di kampus yang mempunyai tujuan berkelanjutan.”Adanya mesin roasting kopi ini kami buat bersama mahasiswa supaya bisa mengakselerasi ekosistem inovasi, khususnya mesin yang bisa digunakan secara berkelanjutan mengingat saat ini kopi menjadi salah satu minat para masyarakat,” ujar Roni.