Kolaborasi Antar Kampus di JABAR, Hasilkan Teknologi Canggih Untuk Dongkrak Produktivitas dan Kesejahteraan Petani


POLSUB – Peran penting diambil oleh Politeknik Negeri Subang dalam mendongkrak produktivitas dan kesejahteraan di bidang pertanian. Ya, melalui salah satu Peneliti Jurusan Pertanian POLSUB, Enceng Sobari, S.P., M.P. ikut ambil bagian dari salah satu program transformasi ekonomi Jawa Barat melalui inovasi teknologi pertanian, EFORA Precision Farming dan Mahapengiri Smart Farm.

Melalui kolaborasi antar Kampus di Jawa Barat (JABAR), POLSUB bersama Politeknik Negeri Bandung (POLBAN) Politeknik Negeri Indramayu (POLINDRA), Sekolah Vokasi IPB, para tim pengembang membeberkan keunggulan dari teknologi EFORA Precision Farming dan Mahapengiri Smart Farm yang kini menjadi ujung tombak pemberdayaan petani untuk peningkatan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat, khususnya di JABAR.
Kedua teknologi tersebut bergerak menggunakan Mobile Box Trailer di darat dan Drone di udara, serta dirancang untuk mendukung pertanian terkontrol seperti greenhouse, hingga lahan terbuka berskala luas. “Teknologi tersebut juga mempunyai keunggulan yaitu mampu memanfaatkan sensor invasif untuk akuisisi data langsung, maupun sensor non invasif berbasis multispectral,” jelas Enceng Sobari, selaku peneliti dari POLSUB.
Namun, di balik kesamaannya, kedua teknologi tersebut juga memiliki perbedaan strategis. EFORA mengandalkan pengolahan data berupa sinyal elektrik, sedangkan Mahapengiri mengolah data berbasis persepsi gambar dan gelombang elektromagnetik. Mahapengiri juga memanfaatkan online data sensor sebagai basis pengambilan keputusan, dengan metode dynamic sampling yang tersebar di titik-titik tetap.
Pengembangan Inovasi tersebut terbentuk dalam “Program Penelitian Berdikari Skema Emas” dari Direktorat Minat Saintek, Kementrian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi serta Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).”Kolaborasi yang tergabung dalam tim EFORA dan Mahapengiri ini terdiri dari empat Kampus di JABAR  dan terlaksana juga bersama koperasi petani, komunitas tani, SMK Pertanian, hingga perusahaan teknologi seperti PT RAV,” tambah Enceng.
Selain itu, untuk mendukung teknologi tersebut, uji lekayakan alat telah dilakukan pada kegiatan monitoring dan evaluasi telah dilakukan pada 4 Juli 2025 lalu yang dihadiri oleh :
1. Tim LPDP (Najib, Nisrina)
2. Tim Dit Minat Saintek, Kemdiktisaintek
– Katim Kerja Diseminasi Saintek (Iradhatie Wurinanda)
– Tim Fasilitator (Dela, Indri)
3. Reviewer (Oto Purnawarman)
4. Direktur Politeknik Negeri Bandung (Marwansyah, S.E., M.Sc., Ph.D.)
5. Wakil Direktur Bidang Akademik Politeknik Negeri Bandung (Iwan Ridwan, S.T., M.T., Ph.D.)
6. Tim Monev Internal POLBAN (P3M, SPI, Keuangan)
7. Mitra Penelitian (Mahapengiri: PT. Atas Rekayasa, SMK Rasana Rasyidah. Efora: PT. RAVI)
8. Peneliti dari Politeknik Negeri Subang (Enceng Sobari, S.P., M.P)
9. dan Tim Peneliti lain yang tergabung pada Mahapengiri & Efora
Salah satu pengembang dan ketua tim teknologi, Rida Hudaya, DUTech., S.T., DEA mengungkapkan  saat presentasi bahwa Teknologi EFORA Precision Farming dan Mahapengiri Smart Farm bukan hanya bicara canggih, namun juga bagaimana mereka bisa membantu petani dalam mendongkrak produktivitas dan kesejahteraan.”Salah satunya adalah dalam mengambil keputusan, efisiensi, dan tentu saja meningkatkan hasil yang maksimal,” ungkap Rida Hudaya, dalam presentasinya.
Dengan EFORA dan Mahapengiri, Pertanian di JABAR tak lagi hanya mengandalkan insting, melainkan berbasis data dan teknologi masa depan. Harapannya, inovasi ini menjadi langkah konkret mewujudkan ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani di Tanah Pasundan.