Pahami Generasi Z untuk Optimalkan Pembelajaran Efektif


“Generasi Z itu siapa? “ begitu lontaran pertanyaan Zahrotur Rusyda Hinduan, MOP., Ph.D., Psikolog saat membuka paparan materi pada Seminar Nasional “Mengenal Potensi dan Karakter Generasi Z di Lingkungan Pendidikan” pada Rabu (25/5) di Ruang Aula Gedung Agroindustri Politeknik Negeri Subang.
Rusyda menyampaikan bahwa generasi suatu kelompok yang diidentifikasikan dari kesamaan tahun lahir dengan adanya peristiwa kehidupan yang signifikan dan berdampak pada karakter maupun potensi generasi tersebut. Ada pembagian generasi berdasarkan teori yaitu Zaman Old Baby boomers (1950-1964) dan generasi x (1965-1979). Generasi Zaman Now Generasi Milenial (1984-1988) dan Generasi Z (Lahir setelah 1995).
“Ketika generasi x dan baby boomers TV hanya ada satu di ruang tamu berkumpul dan fokus melihat TV berbeda kondisi sekarang dimana generasi Y dan Z tidak fokus hanya pada satu layar, tetapi bisa melihat delapan layar dalam waktu yang bersamaan seperti melihat handphone, laptop bahkan bermain game, sehingga rentang perhatian pada generasi Y dan Z ini menjadi terbatas,” paparnya.
Hal ini berdampak pada kegiatan pembelajaran sehingga perlu strategi agar bisa lebih efektif yaitu dengan mempersiapkan materi pembelajaran yang menarik.
“Karakteristik generasi Z yang paling potensial adalah melek teknologi, namun pada satu sisi ketergantungan akan teknologi. Apabila tidak ada teknologi maka tidak bisa melakukan apa-apa,” ujarnya.
Generasi Z juga memiliki pemikiran yang global karena tehubung dengan dunia luar dengan mudah melalui koneksi internet, selain itu penggunaan teknologi secara mandiri membuat karakternya berorientasi pada diri sendiri (egois).
Rusyda melakukan Focus Group Discussion (FGD) terhadap generasi Z tentang peristiwa kehidupan yang signifikan dan berdampak pada karakter
“Krisis ekonomi di tahun 2008 membuat orang tua generasi Z banyak yang di PHK, sehingga generasi ini memiliki kesadaran finansial yang tinggi,” ujarnya.
Generasi Z pada kegaitan pendidikan perlu ada strategi agar pembelajaran efektif diantaranya memanfaatkan teknologi. Materi ajar menggunakan aplikasi desain dan video. Selain itu minat untuk berwirausaha menjadi sangat tinggi karena berfikir pendidikan formal dan peningkatan karir bisa jadi tidak menjadi prioritas.
“Sehingga profesi tertentu yang sudah tidak dianggap “menguntungkan” dan sulit mungkin akan ditinggalkan,” katanya.
Menurut Rusyda apabila kita memahami generasi Y dan Z dalam dunia pendidikan maka ada beberapa strategi yang perlu dilakukan diantaranya perlu adanya penyesuaian dari pihak Sekolah ataupun perguruan tinggi terkait metode belajar, kebijakan, dan layanan administrasi.
“Pendampingan Guru BK sangat penting, terutama ketika pelajar menghadapi masalah dalam pengembangan minat perlu dilakukan pendampingan untuk memperkuat karakter dari Generasi Z,” pungkasnya.